Kamis, 09 Februari 2012

KOMUNIKASI DAN PENGUNGKAPAN DIRI

KOMUNIKASI DAN PENGUNGKAPAN DIRI
KOMUNIKASI
Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communicatio, yang artinya pemberitahuan, pemberian bahagian (dalam sesuatu) atau pertukaran; dimana pembicara mengharapkan pertimbangan atau jawan dari si pendengarnya. ( Culla: 2005).
A.    Pengertian komunikasi
1.    Shannon dan Weaver (1949) memberikan definisi sebagai berikut : “ Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. (Wiryanto : 2004)
2.    Menurut Carl Hoveland ( 1948:371) adalah sebagai berikut: “ The process by which an individual ( the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify, the behaviour of other individual”. ( Proses dimana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang lain). (Widjaja : 2000) (http://www.bintan-s.web.id/2011/06/komunikasi-adalah.html)
3.    Menurut Edward Depari, Ph D.Komunikasi adalah proses penyampaian pesan gagasan harapan yang telah disampaikan melalui lambang tertentu yang mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan (soursce, communication, sender) ditujukan kepada penerima pesan (receiver, komunikan, audience) dengan maksud mencapai kebersamaan (kommunies). (http://kafeilmu.com/2011/02/komunikasi-menurut-para-pakar.html)
4.    Onong Cahyana Effendi; Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media)
5.    Harold Laswell. Komunikasi adalah gambaran mengenai siapa, mengatakan apa, melalui media apa,  kepada siapa, dan apa efeknya.
6.    Menurut Raymond Ross; Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
7.    Menurut Louis Forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan “communication is the process by which a system is established, maintained and altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan. (http://duniabaca.com/pengertian-atau-definisi-komunikasi.html)
Proses terjadinya komunikasi dimulai dari pikiran orang yang akan menyampaikan pesan atau informasi, yang kemudian dilambangkan, baik berupa ucapan atau isyarat, proses selanjutnya dengan melakukan transmisi berupa media dan perantara atau channel,hingga pesan dapat diterima oleh komunikan. Komunikasi akan berhasil apabila kedua belah pihak yakni komunikator dengan komunikan dapat saling memahami pesan yang disampaikan. (http://kafeilmu.com/2011/02/komunikasi-menurut-para-pakar.html)

B.    Tujuan Komunikasi
Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut:
1. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu
2. Mempengaruhi perilaku seseorang
3. Mengungkapkan perasaan
4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain
5. Berhubungan dengan orang lain
6. Menyelesaian sebuah masalah
7. Mencapai sebuah tujuan
8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik
9. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orng lain
C.    Jenis-Jenis Komunikasi
Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok. Jenis komunikasi terdiri dari:
1.    KOMUNIKASI VERBAL
Komunikasi Verbal dengan Kata-kata
a.    Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
b.    Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c.    Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
d.    Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri.
e.    Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
f.    Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
(http://duniabaca.com/pengertian-atau-definisi-komunikasi.html)
2.    KOMUNIKASI NON VERBAL
Pengertian Non Verbal
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata.
(http://www.infogue.com/viewstory/2011/06/19/komunikasi_non_verbal/?url=http://www.kursikayu.com/2011/06/komunikasi-non-verbal.html)
Yang termasuk komunikasi non verbal :
a.    Ekspresi wajah
b.    Kontak mata
c.    Sentuhan
d.    Postur tubuh dan gaya berjalan
e.    Sound (Suara)
f.    Gerak isyarat. (http://duniabaca.com/pengertian-atau-definisi-komunikasi.html)
Fungsi Pesan Non-Verbal
Rakhmat (1985) menjelaskan bahwa komunikasi non-verbal memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a.    Repetisi
Di sini komunikasi non-verbal memiliki fungsi untuk mengulang kembali gagasan yang disajikan secara verbal.
b.    Substitusi
Di sini komunikasi non-verbal memiliki fungsi untuk menggantikan lambing-lambang verbal.
c.    Kontradiksi
Di sini komunikasi non-verbal memiliki fungsi untuk menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal.
d.    Komplemen
Di sini komunikasi non-verbal memiliki fungsi untuk melengkapi dan memperkaya makna pesan non-verbal.
e.    Aksentuasi
Di sini komunikasi non-verbal memiliki fungsi untuk menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya.
Pentingnya Komunikasi Non-Verbal Dalam Komunikasi Sehari-Hari
Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas, masih ada beberapa alasan lagi mengapa komunikasi non-verbal memiliki peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Leathers (1976):
a.    Faktor-faktor non-verbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal.
b.    Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan non-verbal ketimbang pesan verbal.
c.    Pesan non-verbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancauan.
d.    Pesan non-verbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi
e.    Pesan non-verbal merupakan cara berkomunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal.
f.    Pesan non-verbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat.
Jenis-Jenis Pesan Non-Verbal
Duncan (dalam Rakhmat, 1985) menyebutkan terdapat beberapa jenis pesan non-verbal, yaitu:
a.    Pesan kinesik
Pesan kinesik merupakan pesan yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti. Pesan ini terdiri dari tiga kompunen utama yaitu:
1)    Pesan fasial
Pesan ini menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu.
2)    Pesan gestural
Menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasikan berbagai makna.
3)    Pesan postural
Berkaitan dengan keseluruhan anggota badan.
b.    Pesan proksemik
Pesan ini disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang.
c.    Pesan artifaktual
Pesan ini diungkapkan melalui penampilan, body image, pakaian, kosmetik, dll.
d.    Pesan paralinguistik
Merupakan pesan non-verbal yang berhubungan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan dengan cara yang berbeda.
e.    Pesan sentuhan dan bau-bauan
Berbagai pesan atau perasaan dapat disampaikan melalui sentuhan dan  bau-bauan telah digunakan manusia untuk berkomunikasi secara sadar maupun tidak sadar. Saat ini orang-orang telah mencoba menggunakan bau-bauan buatan seperti parfum untuk menyampaikanpesan.
(http://www.infogue.com/viewstory/2011/06/19/komunikasi_non_verbal/?url=http://www.kursikayu.com/2011/06/komunikasi-non-verbal.html)

CARA MENDENGAR YANG AKTIF
Mendengar adalah komitmen untuk memahami pembicaraan dan perasaan lawan bicara kita. Ini juga sebagai bentuk penghargaan bahwa apa yang orang lain bicarakan adalah bermanfaat untuk kita.
Berikut teknik mudah yang dapat dipraktekkan dengan sangat wajar untuk menjadi seorang pendengar yang baik :
1.    Peliharalah kontak mata dengan baik. Ini menunjukkan kepada lawan bicara tentang keterbukaan dan kesungguhan kita.
2.    Condongkan tubuh ke depan.  Ini menunjukkan ketertarikan kita pada topik pembicaraan. Cara ini  juga akan mengingatkan kita untuk  memiliki sudat pandang yang lain,  yaitu tidak hanya fokus pada diri kita.
3.    Buat pertanyaan ketika ada hal yang butuh klarifikasi atau ada informasi baru yang perlu kita selidiki dari lawan bicara kita.
4.    Buat selingan pembicaraan yang menarik. Hal ini bisa membuat percakapan lebih hidup dan tidak monoton.
5.    Cuplik atau ulang beberapa kata yang diucapkan oleh lawan bicara kita. Ini menunjukkan bahwa kita memang mendengarkan dengan baik hingga hapal beberapa cuplikan kata.
6.    Buatlah komitmen untuk memahami apa yang ia katakan, meskipun kita tidak suka atau marah.
(http://oedheentz.blogspot.com/2011/03/tips-seni-mendengar-cara-berkomunikasi.html)


PERILAKU AGRESIF, SUBMISIF, DAN ASERTIF  DALAM KOMUNIKASI
Dalam berkomunikasi ada beberapa pengelompokan perilaku yang biasa ditunjukkan oleh seseorang. Diantaranya pengelompokan berdasarkan bagaimana seseorang bisa mengungkapkan kebutuhan dirinya sendiri dalam hubungannya dengan kebutuhan orang lain. Bagaimana mengidentifikasinya?
Perilaku agresif
Ciri:
a.    Jujur, terbuka namun cara mengungkapkan perasaan tidak tepat,
b.    cenderung memaksakan kehendak,
c.    diliputi rasa marah, menyalahkan,
d.    ingin menjatuhkan orang lain,
e.    menimbulkan ketegangan, rasa sakit, cemas, salah.
Agresif perilaku yang mengutamakan kebutuhan, perasaan diri sendiri mengabaikan hak dan perasaan orang lain menggunakan segala cara, verbal dan non verbal, misal. sinisme, kekerasan.
Perilaku submisif
Ciri:
a.    Menghindari konflik,
b.    mengalahkan kebutuhan diri,
c.    terhambat dl mengungkapkan diri,
d.    dikuasai rasa takut, bersalah, tertekan,
e.    cenderung bereaksi dibelakang.
Submisif perilaku yang menyerah pada permintaan orang lain menomor duakan kebutuhan , perasaan diri pribadi menganggap diri lebih rendah dari orang lain.
Isi pikiran: Menghindari menyakiti atau membuat marah orang lain, berusaha memperoleh persetujuan orang lain.
Perilaku asertif
Ciri: Berani mengungkapkan pikiran, perasaan, kebutuhan, hak pribadi, dengan memperhatikan pikiran, perasaan orang lain
Asertif perilaku yang memperhatikan kebutuhan dan perasaan diri sendiri, namun juga menghargai hak orang lain.
Isi pikirannya: Percaya, menghormati diri dan orang lain menekankan penyelesaian masalah secara efektif. (http://indosdm.com/perilaku-agresif-submisif-dan-asertif-dalam-komunikasi)

Pengungkapan Diri
Pengungkapan Diri (Self-Disclosure)
Dalam suatu interaksi antara individu dengan orang lain, apakah orang lain akan menerima atau menolak, bagaimana mereka ingin orang lain mengetahui tentang mereka akan ditentukan oleh bagaimana individu dalam mengungkapkan dirinya. Pengungkapan diri (self-disclosure) adalah proses menghadirkan diri yang diwujudkan dalam kegiatan membagi perasaan dan informasi dengan orang lain (Wrightsman, 1987).
Menurut Morton (dalam Sears, dkk., 1989) pengungkapan diri merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. Informasi di dalam pengungkapan diri ini bersifat deskriptif atau evaluatif. Deskniptif artinya individu melukiskan berbagai fakta mengenai diri sendiri yang mungkin belum diketahui oleh pendengar seperti, jenis pekerjaan, alamat dan usia. Sedangkan evaluatif artinya individu mengemukakan pendapat atau perasaan pribadinya seperti tipe orang yang disukai atau hal-hal yang tidak disukai atau dibenci.
Pengungkapan diri ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi dan ide yang sesuai dan terdapat di dalam diri orang yang bersangkutan. Kedalaman dan pengungkapan diri seseorang tergantung pada situasi dan orang yang diajak untuk berinteraksi. Jika orang yang berinteraksi dengan menyenangkan dan membuat merasa aman serta dapat membangkitkan semangat maka kemungkinan bagi idividu untuk lebih membuka diri amatlah besar. Sebaliknya pada beberapa orang tertentu yang dapat saja menutup diri karena merasa kurang percaya (Devito, 1992).
Dalam proses pengungkapan diri nampaknya individu-individu yang terlibat memiliki kecenderungan mengikuti norma resiprok (timbal balik). Bila seseorang menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi, maka akan cenderung memberikan reaksi yang sepadan. Pada umumnya mengharapkan orang lain memperlakukan sama seperti memperlakukan mereka (Raven & Rubin, 1983).
“Seseorang yang mengungkapkan informasi pribadi yang lebih akrab daripada yang kita lakukan akan membuat kita merasa terancam dan kita akan lebih senang mengakhiri hubungan semacam ini. Bila sebaliknya kita yang mengungkapkan diri terlalu akrab dibandingkan orang lain, kita akan merasa bodoh dan tidak aman” (Sears, dkk., 1988).
Tingkatan-tingkatan pengungkapan diri
Dalam proses hubungan interpersonal terdapat tingkatan-tingkatan yang berbeda dalam pengungkapan diri. Menurut Powell (dalam Supratikna, 1995) tingkatan-tingkatan pengungkapan diri dalam komunikasi yaitu
a.    Basa-basi merupakan taraf pengungkapan diri yang paling lemah atau dangkal, walaupun terdapat keterbukaan diantara individu, terapi tidak terjadi hubungan antar pribadi. Masing-masing individu berkomuniikasi basa-basi sekedar kesopanan.
b.    Membicarakan orang lain yang diungkapkan dalam komunikasi hanyalah tentang orang lain atau hal-hal yang diluar dirinya.
c.    Menyatakan gagasan atau pendapat sudah mulai dijalin hubungan yang erat. Individu mulai mengungkapkan dirinya kepada individu lain.
d.    Perasaan : setiap individu dapat memiliki gagasan atau pendapat yang sama tetapi perasaan atau emosi yang menyertai gagasan atau pendapat setiap individu dapat berbeda-beda.
e.    Hubungan puncak : pengungkapan diri telah dilakukan secara mendalam, individu yang menjalin hubungan antar pribadi dapat menghayati perasaan yang dialami individu lainnya.
Fungsi pengungkapan diri.
Menurut Derlega dan Grzelak (dalam Sears, dkk., 1988) ada lima fungsi pengungkapan diri, yaitu :
a.    Ekspresi (expression)
b.    Penjernihan diri (self-clarification)
c.    Keabsahan sosial (sosial validation)
d.    Kendali sosial (social control)
e.    Perkembangan hubungan (relationship development).
Pedoman dalam Pengungkapan Diri
Menurut Devito (1992) hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengungkapan diri adalah sebagai berikut:
a.    Motivasi melakukan pengungkapan diri
b.    Kesesuaian dalam pengungkapan diri.
c.    Timbal balik dan orang lain.
 (http://edwi.dosen.upnyk.ac.id/PSIKOM.12.09.doc)
Keuntungan Pengungkapan Diri
a.    Pengetahuan diri
b.    Kemampuan mengatasi kesulitan
c.    Efektivitas hubungan & komunikasi
d.    Kedalaman hubungan
Kerugian Pengungkapan Diri
a.    Penolakan pribadi & sosial
b.    Kerugian material
c.    Kesulitan antar pribadi.
(http://dc300.4shared.com/doc/bCmh5ech/preview.html)

* 1.    Khabibi  Dayat  Sarif  Yusuf        (10102271)
   2.    Nurjanah                                    (10102248)

1 komentar:

  1. Hi ladies.. coba Whoops Jegging, merk fashion terbaik yang selalu mengutamakan kualitas tinggi dengan harga yang terjangkau. Kunjungi website nya di whoopsindonesia.com ..cheers..

    BalasHapus