Minggu, 12 Februari 2012

MAKALAH PERSONALITY DEVELOPMENT
TUGAS UAS
Disusun oleh :
1.    Afak Dewi Fitriyani            (10102278)
2.    Suci Dwi Antika            (11102107)



SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
PERGURUAN TINGGI ASIA MALANG
Tahun Ajaran 2011-2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak sehingga hambatan itu bisa diatasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih ynag sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk maupun penyusunan materinya. Kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.



    Malang,  Februari 2012



Penulis

PENDAHULUAN
Jika membaca buku – buku pendidikan dan psikologi, anda akan menemukan banyak definisi atau pengertian belajar tersebut, yang dikemukakan para ahli. Sebagai awal dari langkah kita memahami cara belajar, tentu saja kita harus memahami pengertian belajar tersebut.
    “Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuaan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir dan lain – lain kemampuan.
    Peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan orang itu dalam berbagai bidang. Jika didalam suatu proses belajar seseorang itu tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar kemampuan, dapat dikatakan orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atar atau dengan kata lain mengalami kegagalan dalam proses belajar.














A.    Kiat Belajar – Otomatis membawa Hasil
Jika seorang siswa atau mahsiswa bertanya bagaimana cara yang baik dalam belajar, pertanyaan ini sebenarnya sulit dijawab. Karena, cara belajar yang baik bag seseorang belum tentu baik (sesuai) bagi orang lain. Disamping itu, setiap orang tentu saja mempunyai selera yang berbeda dalam cara belajar, tempat belajar dan lain- lain yang diantaranya adalah lebih suka belajar sendiri atau didalam suatu kelompok.
1.    Cara belajar Ilmu Pasti
Dalam ilmu pasti, kita banyak terlibat dengan rumus-rumus. Karena itu, setelah menghafal rumus-rumus itu harus dimengeti secara matang dengan menggunakan cara atau pelatihan sebagai berikut :
a.    Catatlah rumus-rumus tersebut dalam kartu dan tempekanlah kartu itu ke tempat yang sering kamu masuki atau tempati misalnya ruang belajar atau dinding kamar. Ini hal dimaksudkan agar kamu dapat membacanya sesering mungkin.
b.    Usahakan mempunyai buku kecil (buku saku) yang khusus berisikan rumus-rumus ilmu pasti. Pilihlah buku yang ukuranny kecil dan bisa dibawa kemana-mana.
c.    Untuk menunjang kegiatan pelatihan pemecahan soal, milikilah buku-buku berisi soal. Tidak ada salahnya memiliki soal yang ada pemecahan masalahnya bukan untuk dihafalkan melainkan untuk mengetahuui teknik pemecahannya.
d.    Latihlah diri sendiri sesering mungkin walaupun tidak mempunyai pekerjaann rumah
e.    Tanamkanlah selalu keberanian untuk bertanya kepada guru atau dosen  atau orang lain yang lebih mampu tipa kali ada kesulitan . Akan lebih baik lagi jika kesulitan tersebut diatasi dengan jalan mengadakan kegiatan belajar secara kelompok nasi.
2.    Cara belajar Ilmu Sosial
Satu masalah pokok yang akan dihadapi siswa atau mahasiswa dalam mempelajari ilmu sosial adalah bagaimana mengingat dan mengerti materi pelajaran yang terdiri dari banyak halaman buku. Banyaknya halaman buku dapat melemahkan siswa atau mahasiswa dalam mengingat intisari atau bagian-bagian penting dan menyebabkan siswa atau mahasiswa engan untuk mempelajarinya. Untuk mengatasi hal tersebut dapat menerapkan cara belajar sebagai berikut :
a.    Ringkaslah pelajaran yang diberikan guru atau dosen sejak awal semester. Hal yang perlu kita ketahui adalah meringkas memerlukan ketrampilan dalam menangkap intisari dalam setiap halaman buku.
b.    Usahakanlah dalam mempelajari ringkasan tersebut tidak perlu lama tetapi kontinu sejak awal semester.
c.    Usahakanlah untuk mempelajari hasil ringkasan tersebut dengan cara membacanya dengan suara yang keras untuk diri sendiri. Dengan cara ini, pelajaran akan ditangkap oleh dua mata indra yaitu mata dan telinga sehingga pelajaran akan cepat meresap, dapat diingat dan tidak mudah terlupa.
d.    Belajarlah dengan membuat soal yang kemudian dijawab sendiri. Dengan cara ini siswa atau mahasiswa menjadi terbiasa dan terlatih dalam menjawab soal-soal.
Sebagaimana telah diuraikan, mungkin pada tahap awal siswa atau mahasiswa mengalami kesuitan dalam belajar namun apabila siswa atau mahsiswa menerapkan cara-cara yang telah diuraikan secara kontinu, akhirnya siswa dapat menciptakan sendiri cara belajar yang paling ideal dan membawa hasil yang semaksimal mungkin sesuai harapan. Dan yang terpenting bahwa menemukan cara yang paling ideal dan membawa hasil semaksimal mungkin adalah kita harus memahami diri sendiri secara mendalam. Setelah mengenal kelemahan dan kelebihan diri sendiri selanjutnya kita dapat mencoba menciptakan sendiri cara belajar.
B.    Cara Belajar Optimal
•    Bertanggung jawab atas dirimu sendiri.
Tanggung jawab merupakan tolok ukur sederhana di mana kamu sudah mulai berusaha menentukan sendiri prioritas, waktu dan sumber-sumber terpercaya dalam mencapai kesuksesan belajar.
•    Pusatkan dirimu terhadap nilai dan prinsip yang kamu percaya.
Tentukan sendiri mana yang penting bagi dirimu. Jangan biarkan teman atau orang lain mendikte apa yang menjadi kepentinganmu.
•    Kerjakan dulu mana yang penting.
Kerjakanlah dulu prioritas-prioritas yang telah kamu tentukan sendiri. Jangan biarkan orang lain atau hal lain memecahkan perhatianmu dari tujuanmu.
•    Anggap dirimu berada dalam situasi "co-opetition" (bukan situasi "win-win" lagi).
"Co-opetition" merupakan gabungan dari kata "cooperation" (kerja sama) dan "competition" (persaingan). Jadi, selain sebagai teman yang membantu dalam belajar bersama dan banyak memberikan masukkan/ide baru dalam mengerjakan tugas, anggaplah dia sebagai sainganmu juga dalam kelas. Dengan begini, kamu akan selalu terpacu untuk melakukan yang terbaik (do your best) di dalam kelas.
•    Pahami orang lain, maka mereka akan memahamimu.
Ketika kamu ingin membicarakan suatu masalah akademis dengan guru/dosenmu, misalnya mempertanyakan nilai matematika atau meminta dispensasi tambahan waktu untuk mengumpulkan tugas, tempatkan dirimu sebagai guru/dosen tersebut. Nah, sekarang coba tanyakan pada dirimu, kira-kira argumen apa yang paling pas untuk diberikan ketika berada dalam posisi guru/dosen tersebut.
•    Cari solusi yang lebih baik.
Bila kamu tidak mengerti bahan yang diajarkan pada hari ini, jangan hanya membaca ulang bahan tersebut. Coba cara lainnya. Misalnya, diskusikan bahan tersebut dengan guru/dosen pengajar, teman, kelompok belajar atau dengan pembimbing akademismu. Mereka akan membantumu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
•    Tantang dirimu sendiri secara berkesinambungan.
Dengan cara ini, belajar akan terasa mengasyikkan, dan mungkin kamu mendapatkan ide-ide yang cemerlang.
•    Buatlah Intisari Dari Setiap Pelajaran
Buatlah rangkuman atau ringkasan dari setiap pelajaran yang anda dapatkan baik di sekolah maupun di tempat lain atau lewat belajar bersama diatas. hal ini akan lebih efisien mengingat intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang ini akan menjadi Kata-kata kunci yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.
C.    Kiat Efektif dalam Belajar
Proses Belajar dapat kita perinci di dalam beberapa prinsip dasar. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, kita akan dapat memiliki arah dan pedoman yang jelas dalam belajar. Dengan memahami prinsip-prinsip belajar tersebut kita akan menemukan metode belajar yang efektif. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah
1.    Belajar harus berorientasi yang jelas
Dengan menentukan tujuan yang jelas, setiap orang akan dapat menentukan arah dan juga tahap-tahap belajar yang harus dilalui dalam mencapai tujuan. Selain itu dengan adanya tujuan belajar yang jelas, keberhasilan belajar seseorang dapat dilihat dari sejauh mana ia mampu mencapai tujuan belajarnya itu
2.    Proses belajar akan terjadi bila seseorang dihadapkan pada situasi problematis
Sesuatu yang bersifat problematis mengandung masalah tertentu akan merangsang seseorang untuk berpikir dalam memecahkannya. Semakin sulit problem yang dihadapi maka semakin keras orang tersebut berpikir untuk memecahkannya.
3.    Belajar dengan pengertian akan lebih bermakna daripada belajar dengan hafalan daripada hafalan
Belajar dengan pengertian lebih memungkinkan seseorang untuk lebih berhasil dalam menerapkan dan mengembangkan segala hal yang sudah dipelajari dan dimengerti. Sebaliknya belajar dengan hafalan mungkin hasilnya akan tampak dalam bentuk mengingat pelajaran itu saja, ia kurang bisa menerapkannya dan mengembangkannya menjadi suatu pemikiran baru yang lebih bermanfaat.

4.    Belajar merupakan proses yang kontinu
Belajar merupakan suatu proses yang memerlukan waktu. Sangat perlu diketahui bahwa belajar secara kontinu walaupun sedikit, akan jauh lebih baik dan bermanfaat daripada belajar banyak dalam waktu satu malam sekaligus.
5.    Belajar memerlukan kemauan yang kuat
Sebagaimana kita ketahui bahwa keberhasilan dalam bidang apapun memerlukan kemampuan yang kuat.
6.    Proses belajar memerlukan metode yang tepat
Dengan metode yang tepat memungkinkan siswa atau mahasiswa belajar lebih efektif dan efisien karena akan terhindar dari beban pikiran yang terlalu berat dalam mempelajari suatu bidang studi.
7.    Belajar memerlukan kemampuan alam menangkap intisari pelajaran itu sendiri
Kemampuan menangkap intisari pelajaran sangat perlu dimiliki siswa atau mahasiswa akan dapat membantu mahasiswa dalam membuatt ringkasan atau ikhtisar dari semua mata pelajaran yang dipelajari. Dengan demikian materi pelajaran yang mulanya berat dan banyak akan terasa lebih ringan dan mudah untuk dipelajari.

D.    Belajar Sejati dan Menyenangkan
Belajar adalah aktivitas pencarian sesuatu yang kita butuhkan untuk meraih sukses atau keberhasilan. Kekuatan belajar terletak pada kesungguhan kita untuk tahu dan untuk mengerti tentang sesuatu sesuai dengan yang kita inginkan. Belajar merupakan metode atau teknik atau tata cara yang dilakukan orang untuk menghasilkan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Kemauan kita untuk belajar sangat tergantung pada asumsi tentang belajar kita dan kemauan kita. Belajar adalah suatu hal yang dilakukan oleh setiap manusia sejak dilahirkan.
Setiap manusia dianugerahi Tuhan dengan apa yang disebut ”kemampuan mental” untuk dapat belajar cepat dan kita harus melatih kemampuan tersebut yaitu :
1.    Mengingat dengan lebih baik.
2.    Membaca dengan lebih baik.
3.    Berpikir dengan lebih baik.
4.    Belajar dengan lebih baik.
Dengan belajar dengan menyenangkan kita perlu
1.    Menciptakan suasana belajar senyaman mungkin
2.    Belajar di tempat yang kita sukai

E.    Keajaiban Program SOT
Kegiatan outbound hakikatnya merupakan kegiatan outdoor training yang  diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia para pelakunya yang tentunya melalui suatu proses tahapan yang sistematis , berjenjang ( bertingkat ) dan berkala tentunya akan didapatkan hasil yang sesuai dengan para pelaku dunia usaha, beberapa  antara lain :
•        Team Building : Merupakan kegiatan untuk memperkuat team dan mampu bertahan dalam kondisi yang sangat dinamis sehingga diharapkan menjadikan pemenang bagi para pelaku dunia usaha dengan berbagai macam cara dan alat yang disesuaikan dengan kebutuhan klien, tentunya juga merupakan sarana untuk meningkatkan kerjasama team yang sudah ada dan mengembangkan kearah yang lebih mutakhir disesuaikan dengan keadaan persaingan itu sendiri sehingga tetap up to date dialam memepertahankan daya saingnya.
•    Leadership : merupakan kegiatan yang diperuntukan bagi pembinaan mental dan pisik para calon pemimpin dimasa yang akan datang yang tentunya akan menjadi leader dan sumber pengambilan keputusan yang tetap taktis dan efektif didalam memenangkan persaingan, juga merupakan sarana untuk mempertahankan daya saingnya didalam kondisi yang serba sulit dan tetap mampu keluar sebagai pemenang dan membawa kemajuan bagi team di bawahnya.
•    Caracter building : merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan individu yang berkarakter yang memiliki keunggulan tentunya sifat akan perbedaan  dan ciri khas tersendiri merupakan salah satu keunggulan ( comparative adventage ) jika diselaraskan dengan individu yang berkecimpung dalam organisasi tersebut yang pada akhirnya akan tercipta organisasi yang solid dan sulit untuk dikalahkan.
F.    Quantum Learning
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas (yang terkait dengan sifat jurnalisme).
Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh. Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi, ditempel. Guru-guru yang terampil dalam seni pengajaran sugestif bermunculan.
Prinsip suggestology hampir mirip dengan proses accelerated learning, pemercepatan belajar: yakni, proses belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan. Suasana belajar yang efektif diciptakan melalui campuran antara lain unsur-unsur hiburan, permainan, cara berpikir positif, dan emosi yang sehat.
“Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan posistif – faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang (Bobby De Porter dan Hernacki, 1992)
Beberapa hal yang penting dicatat dalam quantum learning adalah sebagai berikut. Para siswa dikenali tentang “kekuatan pikiran” yang tak terbatas. Ditegaskan bahwa otak manusia mempunyai potensi yang sama dengan yang dimilliki oleh Albert Einstein. Selain itu, dipaparkan tentang bukti fisik dan ilmiah yang memerikan bagaimana proses otak itu bekerja. Melalui hasil penelitian Global Learning, dikenalkan bahwa proses belajar itu mirip bekerjanya otak seorang anak 6-7 tahun yang seperti spons menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan “cara yang menyenangkan dan bebas stres”. Bagaimana faktor-faktor umpan balik dan rangsangan dari lingkungan telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk belajar apa saja. Hal ini menegaskan bahwa kegagalan, dalam belajar, bukan merupakan rintangan. Keyakinan untuk terus berusaha merupakan alat pendamping dan pendorong bagi keberhasilan dalam proses belajar. Setiap keberhasilan perlu diakhiri dengan “kegembiraan dan tepukan.”
Berdasarkan penjelasan mengenai apa dan bagaimana unsur-unsur dan struktur otak manusia bekerja, dibuat model pembelajaran yang dapat mendorong peningkatan kecerdasan linguistik, matematika, visual/spasial, kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, intarpersonal, dan intuisi. Bagaimana mengembangkan fungsi motor sensorik (melalui kontak langsung dengan lingkungan), sistem emosional-kognitif (melalui bermain, meniru, dan pembacaan cerita), dan kecerdasan yang lebih tinggi (melalui perawatan yang benar dan pengondisian emosional yang sehat). Bagaimana memanfaatkan cara berpikir dua belahan otak “kiri dan kanan”. Proses berpikir otak kiri (yang bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional), misalnya, dikenakan dengan proses pembelajaran melalui tugas-tugas teratur yang bersifat ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detil dan fakta, fonetik, serta simbolisme. Proses berpikir otak kanan (yang bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik), dikenakan dengan proses pembelajaran yang terkait dengan pengetahuan nonverbal (seperti perasaan dan emosi), kesadaran akan perasaan tertentu (merasakan kehadiran orang atau suatu benda), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi.
Semua itu, pada akhirnya, tertuju pada proses belajar yang menargetkan tumbuhnya “emosi positif, kekuatan otak, keberhasilan, dan kehormatan diri.” Keempat unsur ini bila digambarkan saling terkait. Dari kehormatan diri, misalnya, terdorong emosi positif yang mengembangkan kekuatan otak, dan menghasilkan keberhasilan, lalu (balik lagi) kepada penciptaan kehormatan diri.
Dari proses inilah, quantum learning menciptakan konsep motivasi, langkah-langkah menumbuhkan minat, dan belajar aktif. Membuat simulasi konsep belajar aktif dengan gambaran kegiatan seperti: “belajar apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa yang Anda pelajari untuk keuntungan Anda, mengupayakan agar segalanya terlaksana, bersandar pada kehidupan.” Gambaran ini disandingkan dengan konsep belajar pasif yang terdiri dari: “tidak dapat melihat adanya potensi belajar, mengabaikan kesempatan untuk berkembang dari suatu pengalaman belajar, membiarkan segalanya terjadi, menarik diri dari kehidupan.”
Dalam kaitan itu pula, antara lain, quantum learning mengonsep tentang “menata pentas: lingkungan belajar yang tepat.” Penataan lingkungan ditujukan kepada upaya membangun dan mempertahankan sikap positif. Sikap positif merupakan aset penting untuk belajar. Peserta didik quantum dikondisikan ke dalam lingkungan belajar yang optimal baik secara fisik maupun mental. Dengan mengatur lingkungan belajar demikian rupa, para pelajar diharapkan mendapat langkah pertama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar.
Penataan lingkungan belajar ini dibagi dua yaitu: lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro ialah tempat peserta didik melakukan proses belajar (bekerja dan berkreasi). Quantum learning menekankan penataan cahaya, musik, dan desain ruang, karena semua itu dinilai mempengaruhi peserta didik dalam menerima, menyerap, dan mengolah informasi. Ini tampaknya yang menjadi kekuatan orisinalitas quantum learning. Akan tetapi, dalam kaitan pengajaran umumnya di ruang-ruang pendidikan di Indonesia, lebih baik memfokuskan perhatian kepada penataan lingkungan formal dan terstruktur seperti: meja, kursi, tempat khusus, dan tempat belajar yang teratur. Target penataannya ialah menciptakan suasana yang menimbulkan kenyamanan dan rasa santai. Keadaan santai mendorong siswa untuk dapat berkonsentrasi dengan sangat baik dan mampu belajar dengan sangat mudah. Keadaan tegang menghambat aliran darah dan proses otak bekerja serta akhirnya konsentrasi siswa.
Lingkungan makro ialah “dunia yang luas.” Peserta didik diminta untuk menciptakan ruang belajar di masyarakat. Mereka diminta untuk memperluas lingkup pengaruh dan kekuatan pribadi, berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya. “Semakin siswa berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir mengatasi sistuasi-situasi yang menantang dan semakin mudah Anda mempelajari informasi baru,” tulis Porter. Setiap siswa diminta berhubungan secara aktif dan mendapat rangsangan baru dalam lingkungan masyarakat, agar mereka mendapat pengalaman membangun gudang penyimpanan pengertahuan pribadi. Selain itu, berinteraksi dengan masyarakat juga berarti mengambil peluang-peluang yang akan datang, dan menciptakan peluang jika tidak ada, dengan catatan terlibat aktif di dalam tiap proses interaksi tersebut (untuk belajar lebih banyak mengenai sesuatu). Pada akhirnya, interaksi ini diperlukan untuk mengenalkan siswa kepada kesiapan diri dalam melakukan perubahan. Mereka tidak boleh terbenam dengan situasi status quo yang diciptakan di dalam lingkungan mikro. Mereka diminta untuk melebarkan lingkungan belajar ke arah sesuatu yang baru. Pengalaman mendapatkan sesuatu yang baru akan memperluas “zona aman, nyaman dan merasa dihargai” dari siswa.

G.    Kekuatan Belajar
Kekuatan Selanjutnya Yang akan kita bahas ialah The Power Of Learning atau Kekuatan Pembelajaran. Salah satu kekuatan manusia adalah kemampuannya untuk belajar Ini merupakan kekuatan yang penting untuk hidup manusia. Karena dengan belajar kita bisa menghadapi dan memberikan perubahan dalam kehidupan kita saat ini. Kita bisa tumbuh dari hari ke hari menjadi seseorang yang lebih baik dari hari hari sebelumnya. Belajar adalah sesuatu yang kita harus lakukan seumur hidup kita. Karena dengan belajar kita bisa menjadi manusia yang hidup. Dengan senantiasa belajar dalam kehidupan kita, itu dapat membuat kita terus tumbuh dan meningkatkan taraf HIDUP KITA menjadi lebih baik lagi.
Salah satu kewajiban kita sebagai umat manusia adalah “berurusan” mengoptimalkan segenap potensi yang ada, sehingga kita bisa menjadi makhluk Tuhan yang mulia atau yang sempurna. Potensi tersebut antara lain potensi “kecerdasan” sehingga manusia dapat menjalani hidup berbagai kedudukan, fungsi, dan tugasnya. Semakin optimal manusia memberdayakan kecerdasannya maka semakin tinggi pula kedudukan atau derajat, fungsi dan tugasnya. Usaha mengoptimalkan kecerdasan itu dilakukan dengan belajar atau mencari ilmu pengetahuan.
Belajar adalah aktivitas pencarian sesuatu yang kita butuhkan untuk meraih sukses atau keberhasilan. Kekuatan belajar terletak pada kesungguhan kita untuk tahu dan untuk mengerti tentang sesuatu sesuai dengan yang kita inginkan. Belajar merupakan metode atau teknik atau tata cara yang dilakukan orang untuk menghasilkan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Kemauan kita untuk belajar sangat tergantung pada asumsi tentang belajar kita dan kemauan kita. Belajar adalah suatu hal yang dilakukan oleh setiap manusia sejak dilahirkan.
Setiap manusia dianugerahi Tuhan dengan apa yang disebut ”kemampuan mental” untuk dapat belajar cepat dan kita harus melatih kemampuan tersebut yaitu :
1.    Mengingat dengan lebih baik.
2.    Membaca dengan lebih baik.
3.     Berpikir dengan lebih baik.
4.     Belajar dengan lebih baik.

H.    Bagaimana Menghadapi Abad
Peran keminikasi elektronik di dunia pendidikan akan berpengaruh besar untuk belajar maupun untuk pengajar. Mereka tidak akan pernah terlepas dari apa yang disebut komputer, internet, dan lain-lain :
1.    Layanan kesehatan bagi anak-anak dilaksanakan sejak dini, sehingga akan tumbuh dengan baik dan berkualitas.
2.     Setiap orang tua melatih untuk mengembangkan bakat, minat, dan potensi anak sehingga anak dapat tumbuh secara menakjubkan.
3.    Setiap anak berumur 3 tahun sudah mengikuti play group, sehingga pada saat umur 4 tahun mereka dapat mengenali hurup atau menulis dan membaca. Ketika umur 5 atau 6 tahun, mereka mulai berpikir untuk berhitung, bercerita, menggambar, dan mewarnai.
4.     Guru akan sangat dibutuhkan oleh murid, sehingga profesi guru akan sangat di hargai.
5.     Sekolah adalah sumber pengetahuan dan pembelajaran bagi masyarakat luas.
Melihat gambaran di atas, maka kecenderungan sebagian besar pada abad 21 akan lebih mandiri. Sistem pendidikan akan lebih maju. Hampir semua perusahaan adalah pembelajar dan pusat belajar masyarakat, berhubung erat dengan dunia bisnis dan organisasi lain dalam jaringan masyarakat pembelajar. Jadi dalam menghadapi abad ke-21 pendidikan kita di Indonesia harus benar-benar dirumuskan secara serius dalam rangka menata masa depan yang lebih gemilang.















PENUTUP

Sebagaimana telah diuraikan, mungkin pada tahap awal siswa atau mahasiswa mengalami kesuitan dalam belajar namun apabila siswa atau mahsiswa menerapkan cara-cara yang telah diuraikan secara kontinu, akhirnya siswa dapat menciptakan sendiri cara belajar yang paling ideal dan membawa hasil yang semaksimal mungkin sesuai harapan. Dan yang terpenting bahwa menemukan cara yang paling ideal dan membawa hasil semaksimal mungkin adalah kita harus memahami diri sendiri secara mendalam. Setelah mengenal kelemahan dan kelebihan diri sendiri selanjutnya kita dapat mencoba menciptakan sendiri cara belajar.
Belajar adalah aktivitas pencarian sesuatu yang kita butuhkan untuk meraih sukses atau keberhasilan. Kekuatan belajar terletak pada kesungguhan kita untuk tahu dan untuk mengerti tentang sesuatu sesuai dengan yang kita inginkan. Belajar merupakan metode atau teknik atau tata cara yang dilakukan orang untuk menghasilkan ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Maka kecenderungan sebagian besar pada abad 21 akan lebih mandiri. Sistem pendidikan akan lebih maju. Hampir semua perusahaan adalah pembelajar dan pusat belajar masyarakat, berhubung erat dengan dunia bisnis dan organisasi lain dalam jaringan masyarakat pembelajar. Jadi dalam menghadapi abad ke-21 pendidikan kita di Indonesia harus benar-benar dirumuskan secara serius dalam rangka menata masa depan yang lebih gemilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar