Minggu, 12 Februari 2012

Hubungan Antar Individu

Hubungan Antar Individu
Hubungan antar pribadi merupakan merupakan hubungan antar dua individu atau lebih yang bersifat timbal balik. Dalam hubungan interpersonal diantara dua orang atau lebih terdapat aspek-aspek psikologis yang mendasarinya. Hubungan antar individu pada umumnya dilandasi oleh adanya imbalan social yang dapat diperoleh individu jika berhubungan dengan orang lain. Hubungan dengan orang lain memberikan tambahan ganjaran lain, yaitu :
1.    Dapat memberikan perasaan positif yang dihubungkan dengan kedekatan hubungan antar pribadi, persahabatan, afeksi, dan cinta.
2.    Orang lain dapat memberikan berbagai tipe perhatian kepada kita dalam bentuk penghargaan, pengakuan dan status.
Menurut Henry Murray dkk, ada dua motif sosial yang mendorong seseorang untuk melakukan hubungan dengan orang lain, yaitu :
1.    Kebutuhan untuk berafiliasi (the need for affiliation) yaitu keinginan untuk membentuk dan mempertahankan hubungan interpersonal yang memberikan ganjaran.
2.    Kebutuhan untuk berhubungan intim (the need for intimacy) yaitu memilih hubungan yang hangat dekat dan komunikatif.
HUBUNGAN DENGAN ORANG YANG BELUM DIKENAL
    Kedekatan
Zajonc (1968) mengatakan bahwa dengan orang yang belum dikenal, factor yang memudahkan komunikasi dan hubungan adalah pertemuan yang berulang-ulang, proses tersebut dapat mengurangi kecemasan terhadap orang asing tersebut. Faktor kedekatan merupakan salah satu factor yang penting untuk peningkatan hubungan.
    Afek
Perasaan, emosi atau afek pada umumnya dapat berpengaruh terhadap hubungan dengan orang yang belum atau baru dikenal. Hubungan antar individu juga dapat mempengaruhi afek.
Afek mempengaruhi saling ketertarikan dalam hubungan antar pribadi, antara lain :
a.    Teori Reinforcement-affect model. Afek positif yang timbul terhadap orang tertentu merupakan ganjaran terhadap hubungan itu sehingga hubungan menjadi lebih baik, sementara hubungan yang positif juga merupakan ganjaran sehingga menimbulkan rasa senang.
b.    Afek tidak hanya diasosiasikan dengan hal yang menimbulkan situasi atau stimulus, tetapi juga dengan hal-hal lain disekitarnya. Misalnya jika kita menonton film yang bagus, kita akan senang, bukannya kepada filmnya saja tetapi juga pada penonton yang lain.
Agar suatu kelompok interaksi dapat stabil dan efektif maka boleh jadi tidak ada syarat yang lebih penting daripada adanya sikap-sikap yang positif antara para anggotanya.
DAYA TARIK ANTAR INDIVIDU dan FAKTOR-FAKTOR DAYA TARIK ANTAR INDIVIDU
Daya tarik interpersonal adalah kecenderungan untuk menilai seseorang atau suatu kelompok secara positif, untuk mendekatinya dan untuk berperilaku secara positif padanya. Beberapa faktor yang dianggap sangat penting dalam menentukan daya tarik interpersonal adalah sebagai berikut :
1.    Kesamaan(similarity)
Kita cenderung menyukai orang yang sama dengan kita dalam sikap, minat, latar belakang dan kepribadian. Mengapa kesamaan menjadi factor penting, sebagai penentu daya tarik interpersonal ?
a.    Mengacu pada teori konsistensi kognitif, jika kita menyukai orang, kita ingin mereka memilih sikap yang sama dengan kita, agar seluruh unsure kognitif kta konsisten. Anda resah bila orang yang anda sukai menyukai apa yang anda benci.
b.    Adanya hubungan linier antara daya tarik dengan kesamaan. Kesamaan sikap orang lain dengan kita memperteguh kemampuan kita dalam menafsirkan realitas social.
c.    Pengetahuan bahwa orang lain adalah sama dengan anda, menyebabkan anda mengantisipasi bahwa interaksi di masa depan akan positif dan memberi ganjaran.
d.    Kita cenderung berinteraksi lebih akrab dengan orang yang memiliki kesamaan dengan kita.
2.    Kedekatan (proximity)
Orang cenderung menyukai mereka yang tempat tinggalnya berdekatan,persahabatan mudah timbul diantara tetangga yang berdekatan. Apa yang membuat orang berdekatan saling menyukai ?
a.    Kedekatan biasanya meningkatkan keakraban
b.    Kedekatan sering berkaitan dengan kesamaan
c.    Orang yang dekat secara fisik lebih mudah didapat daripada orang yang jauh
d.    Berdasarkan teori konsistensi kognitif kita berusaha mempertahankankeseimbangan antara hubungan perasaan dan hubungan kesatuan kita
e.    Orang memiliki harapan untuk berinteraksi lebih sering dengan mereka yang tinggal paling dekat dengannya
3.    Keakraban
Kekerapan berhadapan dengan seseorang akan meningkatkan rasa suka kita terhadap orang itu. Menurut penelitian, bahwa orang mengembangkan perasaan positif pada objek dan individu yang sering mereka lihat.
4.    Daya tarik fisik
Dalam masyarakat muncul stereotip daya tarik fisik, bahwa “apa yang cantik adalah baik” ini akan membuat sejumlah asumsi kepribadian hanya berdasarkan penampilan. Tentang penelitian wajah cantik, membuktikan bahwa mereka cenderung dinilai akan lebih berhasil dalam hidupnya, dan dianggap memiliki sifat-sifat baik, dan penelitian lain, orang cantik dan tampan juga lebih efektif dalam mempengaruhi pendapat orang lain dan biasanya diperlakukan sopan.
Mengapa daya tarik fisik menjadi salah satu factor penting ?
Alasannya, karena penampilan fisik adalah sumber informasi yang tampak dan dengan cepat mudah didapat, kecantikan bagi pasangan dapat meningkatkan harga diri, daya tarik fisik sendiri dapat mempengaruhi kepribadian si pemiliknya.
Tiga factor social yang berkaitan dengan daya tarik fisik :
a.    Orang-orang memiliki harapan yang berbeda tentang individu yang menarik penampilan fisiknya dengan yang tidak
b.    Orang-orang yang secara fisik menarik, menerima perlakuan yang berbeda dan lebih mendapatkan keberuntungan dalam pertukaran social
c.    Perlakuan yang berbeda akan mengarahkan pada perbedaan kepribadian dan keterampilan social
5.    Kemampuan (Ability)
Orang yang mampu itu dapat memberikan beberapa keuntungan kepada kita. Hal ini yang menyebabkan orang yang berkompeten lebih disukai daripada yang tidak berkompeten. Orang yang paling disenangi justru orang yang memiliki kemampuan tinggi tetapi menunjukkan beberapa kelemahan, yang mana ia menciptakan 4 kondisi eksperimental :
a.    Orang yang memiliki kemampuan tinggi dan berbuat salah
b.    Berkemampuan tinggi tapi tidak berbuat salah
c.    Orang yang berkemampuan rata-rata dan berbuat salah
d.    Orang yang berkemampuan rata-rata dan tidak berbuat salah
6.    Tekanan emosional
Apabila seseorang berada dalam situasi yang mencemaskan atau menakutkan, ia cenderung menginginkan kehadiran orang lain, sehingga timbul rasa suka pada orang tersebut.
Proses Psikologik apa yang terdapat pada orang itu, sehingga terjadi hal demikian ?
a.    Hipotesis pengalihan : orang merasa takut berafiliasi untuk mengalihkan pikiran mereka dari masalah yang mereka hadapi
b.    Hipotesis (teori perbandingan social) ; orang berafiliasi untuk membandingkan perasaan mereka sendiri dengan perasaan orang lain dalam situasi yang sama
7.    Munculnya perasaan yang positif
Kita cenderung tertarik pada orang lain, dimana kehadirannya berbarengan dengan munculnya perasaan positif, meskipun perasaan positif yang muncul tidak berkaitan dengan perilaku orang tersebut. Misalnya orang lebih menilai positif orang lain ketika mereka duduk bersamadalam ruangan dengan suhu yang nyaman.
8.    Harga Diri yang rendah
Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa bila harga diri rendah, maka hasrat berafiliasi (bergabung dengan orang lain) bertambah, dan ia semakin responsive untuk menerima kasih sayang orang lain.

9.    Kesukaan secara timbal balik
Bila kita mengetahui orang lain menyukai kita, maka kita dapat mengharapkan ganjaran dari mereka. Karena itu, mengetahui kita disukai merupakan ganjaran yang menguatkan. Dengan demikian terjadi fenomena self fulfilling prophercy, yaitu keyakinan kita merasa disukai orang lain mungkin menyebabkan kita berperilaku dalam cara-cara yang menyenangkan orang lain tersebut sehingga menyebabkan orang lain pun akhirnya juga menyukai kita.
10.    Ketika yang berlawanan saling tertarik
Kesamaan sikap dan nilai mendorong meningkatkan daya tarik. Tetapi bagaimana dengan SADISTIS dan MASOKISME ? keduanya tidak sama, Sadistis (menyukai untuk melukai orang lain) dan Masokisme (justru senang diperlakukan kasar oleh orang lain). Disini akan terlihat daya tarik yang berlawanan. Individu yang memiliki kepribadian dominant tidak akan berhubungan lebih lama dengan orang lain yang dominant juga, individu yang dominan membutuhkan pasangan yang submisif yang akan membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan diantara mereka. Ini merupakan perilaku yang saling melengkapi.
KEMAMPUAN HUBUNGAN ANTAR INDIVIDU
Untuk mempertahankan hubungan dalam jangka waktu yang lama diperlukan kemampuan untuk menjalin hubungan interpersonal. Terdapat lima domain kemampuan antarindividu, yaitu :
1.    Initiative
Merupakan suatu usaha untuk memulai suatu bentuk interaksi dengan orang lain. Maka pengertian inisiatif selalu diarahkan kepada penciptaan suatu hubungan antar individu yang baru dengan orang yang belum dikenal.
2.    Negative Assertion
Merupakan kemampuan untuk mempertahankan diri dari tuduhan yang tidak benar atau tidak adil, dan kemampuan untuk meminta pertolongan atau bantuan saat diperlukan.
3.    Disclosure
Merupakan pengungkapan bagian dalam diri (innerself) berupa pengungkapan ide-ide, pendapat, minat, dan perasaan-perasaanya ke orang lain. Self disclosure bisa mengubah suatu perkenalan biasa menjadi suatu hubungan yang lebih serius, terutama dalam pengungkapan diri yang sifatnya hal-hal pribadi atau evaluatif.
4.    Emotional Support
Merupakan ekspresi perasaan yang memperlihatkan adanya perhatian, dan penghargaan terhadap orang lain, ini juga mencakup kemampuan untuk menenangkan dan memberikan perasaan nyaman kepada orang lain yang sedang dalam kondisi tertekan dan bermasalah.
5.    Conflict Management
Merupakan suatu cara untuk menyelesaikan adanya pertentangan dengan orang lain yang mungkin terjadi saat melakukan hubungan interpersonal. Walaupun konflik dapat merusak hubungan social tetapi ada cara-cara yang dapat digunakan untuk mengendalikan hal-hal tersebut.
Beberapa strategi dalam menciptakan teman, memperoleh, dan mempertahankan hubungan, yang meliputi :
a.    Memberi pujian untuk meningkatkan perasaan senang bagi partner interaksi
b.    Berbicara hal-hal atau kejadian yang menyenangkan untuk mempertahankan topic pembicaraan yang menyenangkan
c.    Menyebut nama lebih disukai nama pertama
d.    Menawarkan pertolongan atau bantuan dalam bentuk informasi, simpati atau bantuan secara praktis.
e.    Humor, karena dengan ini membuat pertemuan lebih menyenangkan dan menjadi tanda positif terhadap orang lain.

HUBUNGAN AKRAB (jangka panjang)
Hubungan yang dilakukan antar individu terkadang hanya berlangsung singkat, tetapi dapat juga berlangsung lama (yang ditandai dengan derajat keeratan yang semakin kuat). Komunikasi antar pribadi itu merupakan sarana menuju hubungan antar pribadi, yang mana hubungan antar pribadi itu sendiri berjenjang mulai dari kenalan, sahabat, pacar, dan suami atau istri. Dorongan untuk berteman itu sendiri sebagian disebabkan oleh factor biologis, yaitu bahwa manusia memang tergolong jenis yang membutuhkan kawan, sebagaimana hewan primata lainnya. Akan tetapi bedanya dengan hewan primata, dorongan berteman pada manusia disebabkan juga oleh faktor lain, sehingga terdapat perbedaan antarindividu dalam hal yang satu ini.
Hubungan yang erat melibatkan salah satu dari ketiga hal ini (Brehm & Kassin) :
1.    Kelekatan emosional, perasaan afeksi dan cinta
2.    Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan psikologis dari partner
3.    Saling ketergantungan diantara dua individu, masing-masing memiliki pengaruh yang bertahan lama dan berarti.

Menurut penelitian, kebutuhan berteman itu datang dari motivasi berkawan yang disebabkan oleh :
1.    Kebutuhan untuk mengurangi kecemasan atau ketidakpastian
2.    Mendapat rangsangan yang positif
3.    Mendapat dukungan emosional
4.    Mendapat perhatian

Misalnya, laki-laki yang memiliki rasa percaya diri terbukti memiliki dorongan untuk berteman daripada yang kurang percaya diri. Hal ini berkaitan dengan keterampilan social (social skill) dalam berteman. Selanjutnya, ketertarikan atau tidak ketertarikan kepada orang lain untuk dijadikan teman dapat dipengaruhi oleh sifat-sifat yang sebenarnya tidak relevan, misalnya anak muda dengan sendirinya akan mengabaikan bapak-bapak. Gejala ini disebut Pengabaian Kognitif (cognitive disregard), gunanya adalah untuk mengambil jalan pintas mental demi efisiensi.
Namun di pihak lain, ciri-ciri tubuh atau fisik itu sendiri dapat mempengaruhi perilaku sehingga orang tertarik atau tidak untuk menjadikannya teman. Seperti eksperimen yang dlakukan oleh Frank dan Gilovich dengan meminta satu tim football dan hockey mengenakan seragam hitam sedangkan lawannya menggunakan putih, ternyata yang berseragam hitam lebih agresif (banyak pelanggaran) daripada yang baju putih.
Asosiasi antara tampilan fisik dan sifat memang sudah menjadi kecenderungan dan kebiasaan manusia, kedua jenis kelamin lebih tertarik kepada lawan jenis yang cantik atau tampan. Karena kecantikan dan ketampanan diasosiasikan dengan sifat-sifat baik hati, cerdas, pandai bergaul, sukses, mandiri dapat menyesuaikan diri dsb.

SEMAKIN KARIB
Hubungan antarteman yang berlanjut akan meningkat ke tingkat makin dekat, makin akrab, dan makin karib, yangmana dipengaruhi oleh 2 hal :
1.    Kemiripan
Kemiripan yang dapat mempererat hubungan antarpribadi adalah dalam hal pandangan atau sikap. Manusia, menurut Roserbaum cenderung menyukai setiap orang , tetapi ketika muncul ketidaksamaan, maka penilaian terhadap orang lainpun menurun. Gejala ini disebut Hipotesis Repulsi.
Beberapa penelitian lain mengatakan bahwa kesamaan sikap dan pendapat lebih penting daripada persamaan fisik, sama halnya seperti dalam Teori Keseimbangan (Balance Theory) yang menyatakan bahwa dalam struktur kognisinya seseorang menginginkan sebanyak mungkin keseimbangan antara satu elemen kognitif dan kognitif lainnya.
2.    Saling memberi penilaian yang positif
Setelah persamaan, yang memperkuat hubungan antarpribadi adalah saling menilai positif sehingga timbul perasaan suka sama suka antara kedua belah pihak. Ungkapan penilaian positif dapat dilakukan dengan nonlisan maupun lisan.

DARI KERABAT, SAHABAT, SAMPAI PACAR
1.    Kerabat
Sebagian besar kehidupan manusia dihabiskan bersama sanak saudara dan kerabatnya. Penelitian menyebutkan bahwa hubungan dengan saudara kandung terbukti dapat meningkatkan keterampilan social.
2.    Teman Dekat
Teman dekat adalah teman yang banyak melewatkan waktu bersama-sama, cenderung menyisihkan orang lain dari hubungan mereka, dan saling mendukung secara emosional. Teman dekat lebih akurat dalam menyimpulkan perasaan dan pikiran, teman dekat juga lebih murah hati, lebih peka dan lebih jujur daripada teman biasa.



3.    Hubungan Romantis (cinta)
Pasangan dalam hubungan romantis adalah orang yang dirasakan paling dekat. Jika hubungan itu sudah begitu dekatnya, orang dapat saling memasukkan kedalam dirinya masing-masing. Yang menjadi pertanyaan, apakah suka itu sama dengan cinta? perbedaan yang paling mendasar adalah diantara companionate love (cinta persahabatan) dan passionate love (cinta birahi). Companionate love adalah afeksi yang kita rasakan terhadap seseorang yang kehidupannya saling terjalin dengan kehidupan kita. Dalam passionate love berbeda dengan rasa suka dalam beberapa hal :
Rasa suka    Passionate Love
1.    Berkaitan sangat kuat dengan adanya ganjaran    1.    Lebih merangsang fantasi dan hadiah yang dibayangkan yang mungkin lebih dari ganjaran yang sebenarnya
2.    Tumbuh dan berkembang pesat dalam jangka watu lama    2.    Semakin memudar dengan berjalannya waktu
3.    Secara konsisten berhubungan dengan perasaan dan pikiran yang positif    3.    Hampir selalu berhubungan dengan konflik emosi

Ciri-ciri dari hubungan romantis adalah cinta yang membara (passionate love). Cinta ini ditandai dengan kecenderungan untuk terus menerus tidak dapat melupakan pasangannya, baik dalam pikiran, ucapan, maupun perbuatan, pacar selalu dinilai positif dan sempurna, kekurangan sedikit (jarang mandi, penampilan berantakan, gigi yang mengkhawatirkan) justru dipandang sebagai kesempurnaan sang pacar. Sebetulnya tidak mudah untuk mendefinisikan cinta, apalagi untuk mengukurnya. Disamping cinta yang membara itu, ada bentuk cinta lain yang berjangka waktu lebih lama yang dinamakan cinta karib (compationate love). Jenis cinta ini tidak membara, tidak ditandai dengan lagu atau puisi mesra, tetapi memang berjangka panjang.
Berikut adalah jenis-jenis cinta :
Jenis Cinta    Ciri-cirinya
Eros : Passionate love (cinta membara)    Saling tertarik begitu saling berjumpa
Storage : Companionate love (cinta karib)    Persahabatan yang mendalam,tidak emosional, tidak misterius
Ludus : Cinta main-main    Mempunyai pacar dan tidak boleh saling jumpa
Mania : Cinta posesif (menurut)    Tidak bisa tenang kalau pacar saya dengan orang lain
Pragma : Cinta logika    Yang terbaik adalah mencintai seseorang dengan latar belakang yang sama
Agape : Cinta yang tidak mementingkan diri sendiri    Lebih saya menderita daripada dia


GANGGUAN PADA HUBUNGAN
Hubungan antarpribadi yang dimulai dari komunikasi antar pribadi dapat meningkat ke arah yang makin erat, makin akrab, sampai pada hubungan intim, sahabat, pacar, dan perkawinan, akan tetapi sampai pada tahap manapun, hubungan itu dapat terganggu bahkan sampai putus.
Sumber-sumber konflik yang dapat mengganggu hubungan antar pribadi adalah :
1.    Perilaku tertentu seperti tidak dapat dipercaya
2.    Watak yang tidak menyenangkan
3.    Emosi yang tidak stabil
4.    Ketidaksamaan yang terungkap dalam sikap

KEPUASAN DAN KOMITMEN
Untuk memahami mengapa orang dapat hidup bersama dalam jangka waktu yang lama, maka kita harus menganalisa tentang kepuasan dan komitmen. Adam & Jones (1997) mereview beberapa studi tentang komitmen dalam perkawinan, ada beberapa aspek yang menjadi indicator untuk melakukan arasemen tingkat komitmen dari perkawinan, yaitu :
1.    Kualitas dari alternative
(exs : saya harus tetap bersama dia, krn tidak ada yang lebih baik dari dia)
2.    Investments
(exs : saya telah banyak menghabiskan waktu untuk ini, jadi harus saya pertahankan)
3.    Relational identity
(exs : saya lebih kuat mengidentifikasi perkawinan saya daripada dengan diri saya sendiri sebagai individu)
4.    Dedikasi Pribadi
(exs : saya setia pada pasangan saya)
5.    Batasan-batasan moral
(exs : saya tidak pernah meninggalkan pasangan saya karena berlawanan keyakinan)
6.    Batasan-batasan social
(exs : perceraian akan menghancurkan reputasi saya)
7.    Batasan-batasan keluarga
(exs : saya harus tetap dengan pasangan saya atau keluargaku akan berpikir jelek tentang saya)
8.    Batasan-batasan financial
(exs : akan sangat sulit secara financial bagi saya untuk meninggalkan pasangan saya)
9.    Komitmen terhadap hubungan perkawinan
(exs : hubungan perkawinan adalah sangat bernilai bagi saya)
10.    Janji
(exs : saya telah berjanji bahwa saya tidak akan meninggalkannya)
11.    Keuntungan tambahan
(exs : menikahi pasangan saya meningkatkan status social saya)
DAMPAK PUTUS HUBUNGAN
Putusnya hubungan antarpribadi dapat menimbulkan perasaan bersalah, Jika yang putus itu adalah hubungan percintaan, dampaknya lebih berat daripada hubungan persahabatan. Seringkali konflik dalam suatu hubungan tidak dapat dielakkan, entah dalam hubungan persahabatan maupun yang lain. Konflik terjadi didahului oleh adanya konflik atribusi diantara kedua belah pihak.
Reaksi orang terhadap memburuknya hubungan antar pribadi dapat berupa :
1.    Reaksi positif yang aktif (voice) adalah mengusahakan untuk memperbaiki hubungan itu
2.    Reaksi aktif yang negatif (exit) adalah memutuskan untuk menyudahi hubungan itu.
3.    Reaksi aktif yang positif (loyalty) adalah menunggu perkembangan sampai membaik sendiri.
4.    Reaksi pasif yang negatif (neglect) adalah mengabaikan hubungan itu dan menunggu sampai dengan sendirinya terjadi perkembangan yang memburuk.

Pada dimensi aktif-pasif, reaksi exit dan voice adalah termasuk perilaku yang aktif, sementara reaksi loyality dan neglect dianggap lebih pasif. Rosbult & Zembrodt (1983) mengindentifikasi 3 variabel yang dapat memprediksi derajat komitmen terhadap suatu hubungan, yaitu :
1.    Derajat kepuasan individu pada hubungan itu sebelum terjadi penurunan hubungan
2.    Besarnya sumber-sumber yang telah diinvestasikan oleh individu dalam hubungan itu.
3.    Mutu dari hubungan alternatif yang terbaik pada saat itu yang bisa terjangkau.

Bukti-bukti lain juga mendukung adanya perbedaan tipe respon antara pria dan wanita, dimana pria biasanya memilih respon yang aktif terhadap pasangannya jika ada masalah (konflik), sementara wanita mengambil posisi afiliasi yang lebih pasif. Demikian pula ketika tidak mengalami kepuasan dalam suatu hubungan, mereka yang memiliki pendidikan tinggi lebih suka menggunakan respon voice (membicarakan), sedangkan mereka yang berpendidikan rendah lebih cenderung menggunakan respon kesetiaan atau menolak. Dan hasil riset menunjukkan, orang yang menikah lebih cenderung menunjukkan respon kesetiaan daripada orang yang tidak menikah (single person).



Daftar Pustaka
1.    Wirawan, Sarlito S. 2002. Individu dan teori-teori psikologi social. Jakarta: Balai Pustaka
2.    Dayakisni, Tri. 2006. Psikologi social. Edisi revisi. Malang : Universitas Muhamadiyah Malang


http://segeseven.dagdigdug.com/2011/09/27/hubungan-antar-individu/

*1.    Ilil Layyina        (10102254)
  2.    Nurul Cholipah    (10102005)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar