Senin, 13 Februari 2012

Pengantar pengembangan pribadi

Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah keadaan dalam diri seseorang yang menentukan bagaimana penampilannya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepribadian

Bagaimana kepribadian itu berkembang :

1. Faktor bawaan
Unsur bawaan genetic ( ciri fisik : warna kulit, mata, rambut ) dan kecenderungan dasar ( kepekaan, bakat, potensi diri / IQ ).
2. Faktor lingkungan
Lingkungan sekolah, social / budaya ( seperti : teman, guru ) dan perluasan wawasan ( karena : pendidikan formal / informal, perjalanan / pergaulan )
3. Interaksi antara bawaan dan lingkungan
Interaksi yang terus menerus antara bawaan dan lingkungan menyebabkan timbulnya perasaan AKU / DIRIKU dalam diri seseorang.

Contoh : Anak yang sering dipukul maka cenderung pada saat dewasa menjadi sadis, kejam. Pengalaman masa kanak-kanak

Konsep diri / konsep diri individu dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor :
1. harapan orang tua;
2. keadaan fisik seseorang;
3. sikap anggota keluarga;
4. kematangan biologis;
5. pengaruh media massa;
6. kesempatan untuk menempuh pendidikan;
7. tuntutan sekolah;
8. agama dan kepercayaan;
9. pengaruh dan pendapat teman sebaya;
10.keadaan ekonomi keluarga;
11.masalah / problem keluarga;
12.sikap teman sebaya.

Perkembangan diri masing-masing masa pertumbuhan :
1. kanak-kanak ( konsep diri dapat dipengaruhi oleh : orang tua, guru, teman sebaya, saudara );
2. dewasa ( konsep diri dapat dipengaruhi oleh : majikan, lingkungan, pasangan hidup, teman, anak, orang tua );
3. usia tua ( konsep diri dapat dipengaruhi oleh : anak, tetangga, pasangan hidup, cucu ).

Pengertian Pengembangan Pribadi
Usaha individu agar memahami dirinya sendiri, yaitu : minat-minatnya, kemampuan-kemampuannya, hasrat-hasratnya, dan rencana-rencananya dalam menghadapi masa depannya.

Tanda-tanda pribadi yang memiliki kepribadian yang matang :

Gordon W. Allpont :
1. Perluasan diri, memperhatikan dan berusaha untuk orang lain ( akrab, hangat, berpartisipasi dengan orang lain );
2. Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif ( mengenali diri sendiri secara realistis );
3. Memiliki filsafat hidup ( menentukan segala sesuatu berharga / tidak, patut / tidak untuk diusahakan dalam hidup ini ).

Carl Rogers :
1. Terbuka terhadap pengalaman baru;
2. Selalu dalam proses “ menjadi;”
3. Percaya pada diri sendiri.

Abraham Maslow :
1. orientasi yang realistik;
2. menerima diri, orang lain, dan dunia;
3. spontanitas;
4. berorientasi pada masalah, bukan pada diri sendir;
5. pemencilan;
6. otonomi dan mandiri;
7. menghargai orang lain dan benda-benda lain;
8. terbuka terhadap pengalaman baru;
9. memiliki perasaan dasar untuk memberi perhatian kemanusiaan;
10.hubungan antar pribadi yang mendalam;
11.memiliki sikap dan nilai-nilai demokrasi;
12.mampu membedakan antara alat dan tujuan;
13.memiliki humor ( yang filsafati, spontan, dan tidak menyakiti orang lain);
14.kreatif;
15.perlawanan pada komunitas yang membabi buta.

Pengenalan Diri

Hirarki kebutuhan manusia :
1. Kebtuhan dasar ( seperti : sandang, pangan, jasmani );
2. Kebutuhan rasa aman;
3. Kebutuhan akan kasih saying;
4. Kebutuhan akan harga diri;
5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri.

Kebutuhan dan gunanya :
1. Kita dapat memahami apa, bagaimana, dan siapa diri kita sebenarnya;
2. Membantu kita untuk lebih mudah menyesuaikan diri;
3. Membantu kita memahami orang lain dari berbagai lingkungan;
4. Identitas diri sangat membantu mempertebal keyakinan dan rasa percaya diri kita dalam pengembangan kepribadian.

Faktor-faktor Penghambat Pengembangan Pribadi

Faktor yang berasal dari diri sendiri :
1. Tidak punya tujuan hidup yang jelas;
2. Individu kurang termotivasi;
3. Ada keengganan untuk menelaah diri sendiri ( takut menerima kenyataan karena memiliki kekurangan / kelemahan );
4. Orang yang usianya sudah tua tidak melihat bahwa kearifan dan kebijaksanaan bisa dicapai;
5. Merasa tidak ada tantangan;
6. Merasa tidak mampu;
7. Sudah merasa puas;
8. Merasa tidak berharga.

Faktor penghambat yang berasal dari lingkungan :
1. Sistem yang dianut ( di lingkungan : pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal );
2. Tanggapan, sikap atau kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan ( kebiasaan atau tradisi, misalnya : isteri sebagai pengurus rumah tangga sulit berkembang dalam bidang profesi yang diminati ).

Perkembangan Diri Manusia
Sebagai manusia yang diciptakan Tuhan dengan memiliki derajat tertinggi di antara makhluk-makhluk hidup lainnya, ternyata manusia memiliki potensi yang luar biasa untuk mengembangkan dirinya. Tapi seringkali manusia tidak menyadari akan kemampuan yang luar biasa yang dimilikinya yang telah diletakkan oleh Sang Pencipta sejak dari mulanya.

Dalam usaha untuk mengembangkan diri kita maka proses pengembangan diri akan dimulai dari pengetahuan tentang:
1. Siapa diri kita
2. Apa yang kita mau dan tujuan kita
3. Apa yang kita punya untuk mencapai tujuan itu
Tiga hal ini menjadi peta dasar untuk pengembangan diri kita. Untuk mencapai apa yang kita mau kita harus tahu siapa diri kita dan apa yang kita punya untuk mencapai tujuan itu. Dari sana kita bisa menyiapkan diri dengan belajar, berusaha, dan bekerja.

Pentingnya pengembangan diri
Setiap momentum pergantian tahun dalam perjalanan hidup kita, selalu kita iringi dengan melakukan introspeksi. Hal ini dilakukan bukan sekedar untuk mengenang masa lalu, namun sebagai persiapan untuk menghadapi masa depan. Dengan melakukan introspeksi ini kita dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan, peluang maupun tantangan yang kita miliki.

Negara Jepang, dengan caranya sendiri mampu mengantarkan masyarakatnya menjadi masyarakat dengan peradaban modern. Rahasia pencapaian kemajuan mereka adalah Keizen. Kaizen adalah konsep yang diperkenalkan oleh Masaaki Imai, seorang pakar produktivitas perusahaan Jepang. Imai yang sejak tahun 1950-an mempelajari produktivitas industri Amerika kemudian menulis buku Kaizen, The Key to Japan s Competitive Success (1986) yang berisi rahasia keberhasilan perusahaan dan industri Jepang.

Strategi Kaizen merupakan konsep tunggal manajemen Jepang yang menjadi kunci sukses dalam persaingan. Kaizen berarti penyempurnaan secara kontinyu dan melakukan pengembangan secara total dengan melibatkan semua unsur dan potensi yang ada. Kaizen berorientasi pada proses dan usaha yang optimal, berbeda dengan manajemen Barat yang lebih berorientasi pada hasil.

Esensi konsep Keizen dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bentuk upaya untuk selalu mengembangkan dan menyempurnakan kemampuan, prestasi dan produktivitas spiritual, intelektual, fisik maupun material secara total.

Upaya pengembangan diri
Pengembangan diri sebenarnya merupakan proses pembaruan. Proses ini disebut oleh Stephen R. Covey dalam The 7 habits of Highly Effective People (1993) sebagai konsep asah gergaji. Pembaruan yang dilakukan, menurut Covey mesti meliputi empat dimensi yaitu: pembaruan fisik, spiritual, mental dan sosial/emosional.

Pembaruan fisik dapat dilakukan dengan melalui olahraga, asupan nutrisi, dan upaya pengelolaan stres. Pembaruan spiritual dapat diraih melalui penjelasan tentang nilai dan komitmen, melakukan ibadah dengan sungguh-sungguh. Dimensi mental dapat diperbarui melalui kegiatan membaca, melakukan visualisasi, membuat perencanaan dan menulis. Adapun dimensi sosial/emosional diasah melalui pemberian pelayanan, bersikap empati, melakukan sinergi dan menumbuhkan rasa aman dalam diri. Dalam proses pengembangan diri diperlukan keseimbangan dan sinergi untuk mencapai hasil optimal sebagaimana yang diharapkan.

Pengembangan diri tidak muncul begitu saja. Untuk meraihnya, diperlukan latihan dengan pola seperti spiral. Pola ini melatih kita untuk bergerak ke atas sepanjang spiral secara terus-menerus. Pola spiral ini memaksa kita untuk melalui tiga tahap kegiatan yakni belajar, berkomitmen, dan berbuat. Latihan ini harus terus-menerus berjalan secara berulang-ulang sampai kualitas dan produktivitas diri kita menjadi semakin tinggi.

Apa yang perlu dikembangkan?
Dalam melakukan pengembangan diri, kita memerlukan tolok ukur yang nyata dan aplikatif untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan yang telah kita capai . Konsep Sharpening Our Concept and Tools (SHOOT) yang dikembangkan oleh Lembaga Manajemen Terapan Trustco berikut ini dapat kita jadikan sebagai contoh daftar aktivitas pengembangan diri.

1. Memperluas pengetahuan mengenai fakta situasional. Jangan bersikap tak acuh dengan lingkungan sekitar;
2. Menjalin hubungan dengan orang lain;
3. Mengelola waktu secara efektif;
4. Menjaga keaktualan pengetahuan agar tidak tertinggal dan relevan. Jangan malas mencari pengetahuan baru;
5. Berlatih untuk mengumpulkan fakta dan membuat asumsi;
6. Membuat jurnal pribadi dengan menggunakan catatan harian agar jadwal kita menjadi teratur.;
7. Menentukan batas-batas kekuasaan dan otoritas yang kita miliki
8. Mendengarkan dengan seksama;
9. .Melakukan pengambilan keputusan dengan baik;
10. Membiasakan membuat teknik perencanaan (planning) yang baik.

Melakukan secara mandiri
Proses pengembangan diri yang kita lakukan tidak akan berjalan lancar apabila kita mengandalkan dukungan dari luar. Diperlukan sebuah pembelajaran mandiri (self education) yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Pembelajaran yang harus dilakukan secara mandiri ini setidaknya mencakup tiga hal, yaitu: kemampuan membuat kurikulum atau agenda pribadi (self curriculum), kemampuan menjadi pembelajar yang cepat (speed learner), dan belajar secara mandiri (self learning).

Melakukan proses pengembangan diri memang tidak bebas hambatan, bahkan seringkali penuh kendala. Albert Ellis, psikolog dan penulis terkenal dalam bukunya Feeling Better, Getting Better, Staying Better (2001) memperkenalkan konsep terapi Rational Emotive Behavior Theraphy (REBT) . Konsep ini diperkenalkan oleh Ellis untuk membantu mengatasi hambatan dalam pengembangan diri. Beberapa hal yang disampaikannya berikut ini dapat menjadi bahan renungan kita:
• Bicara adalah perkara mudah. Namun, hanya bicara yang diikuti oleh tindakan yang dapat membuat segalanya menjadi lebih baik.
• Anda tidak akan dapat mencapai kemajuan apabila selalu mengerjakan sesuatu dengan cara yang sama. Oleh karena, mengubah cara harus sering dilakukan meskipun dapat membuat anda merasa kurang nyaman.
• Anda harus berusaha menghentikan kebiasaan yang tidak baik dengan sungguh-sungguh.
• Semakin lama anda tenggelam dalam perilaku yang merugikan diri sendiri, semakin lama anda harus berjuang untuk menghentikannya.
• Menghindari tindakan yang anda kuatirkan akan gagal hanya dapat mengurangi kecemasan anda sementara. Dalam jangka panjang, penghindaran ini justru dapat berakibat buruk. Oleh karena itu lebih baik menghadapinya, ketimbang mengindar.
• Makin sering anda berfikir bahwa anda tidak berguna dan tidak berharga setelah mengalami kegagalan, semakin sulit anda mencapai keberhasilan.
• Kalau anda ingin menemukan kedamaian dan kegembiraan , atau ingin menjadi lebih baik, anda harus memaksa diri untuk melakukannya.
Sikap diri seperti di atas perlu dibangun karena menentukan gaya manajemen pengembangan diri anda. John Maxwell dalam The Winning Attitude; Your Key to Personal Success (1993) menyimpulkan bahwa sikap hidup menentukan tindakan, pola hubungan dengan orang lain, perlakuan yang kita terima dari orang lain, keberhasilan dan kegagalan, menentukan hasil akhir, cara pandang yang positif dan optimis. Ia juga menyatakan, sikap anda sekarang adalah hasil dari sikap-sikap anda selama ini.

W Stern mengemukakan Teori Konvergensi yang mengatakan kepribadian manusia terbentuk sebagai hasil interaksi dari nature dan nurture. Jadi, hasil interaksi dari potensi yang dimiliki manusia dan seberapa besar lingkungan mempengaruhi perwujudan potensi yang dimiliki.

Kalau berbicara mengenai "potensi", kita tidak bisa berbuat banyak, karena potensi manusia memang sudah terberi. Yang dapat diupayakan adalah usaha untuk mengembangkan potensi yang ada agar berfungsi sesuai dengan peran yang harus kita jalankan.

Selain hal-hal diatas, untuk mengembangkan diri perlu dipertimbangkan juga faktor di bawah ini:
a. Faktor penghambat yang berasal dari lingkungan.
Sistem yang dianut. Kadang-kadang sistem yang berlaku dalam lingkungan kita, apakah dalam pekerjaan pendidikan atau lingkungan sosial di mana kita berada, tanpa disadari menghambat pengembangan diri kita, misalnya diberlakukannya sistem senioritas dalam jenjang jabatan di mana kita bekerja. Tanggapan atau sikap/kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan. Kadang-kadang tradisi atau kebiasaan yang berlaku menghambat perwujudan dari perkembangan diri seseorang.

b. Faktor penghambat yang berasal dari diri individu sendiri.
Faktor tujuan hidup yang tidak/belum tergambar dengan jelas.
Faktor motivasi dan faktor keengganan untuk menelaah diri. Kadang-kadang manusia takut untuk menerima kenyataan bahwa ia memiliki kekurangan ataupun kelebihan pada dirinya.

c. Faktor usia. Kadang-kadang orang yang sudah tua dalam usia tidak melihat bahwa kearifan dan kebijaksanaan dapat dicapainya. Mereka cenderung memandang bahwa usia muda lebih hebat karena produktif.

Memang banyak aspek penghambat pengembangan kepribadian kita, namun sebenarnya masalah utamanya terletak pada jawaban kita terhadap pertanyaan, "Benarkah kita berkeinginan untuk mengembangkan diri kita?"

kelompok :
fenia nuryanti (10102243)
yuliana wantik (10102220)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar